YAYASAN USWATUN HASANAH


Kerangka Kelembagaan
a.      Lembaga Pelaksana
Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) anak jalanan melalui Rumah Singgah Uswatun Hasanah adalah lembaga yang konsen terhadap penanganan permasalahan anak dan berdiri sejak tahun 1999 tetap melayani anak-anak yang terpinggirkan melalui rumah singgah.

LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL
1.       TK Ibnu Sina
2.       MI Uswatun Hasanah
3.       SMP Uswatun Hasanah
4.       SMA Nasional Nusantara

LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL
1.       Madrasah Diniyah Al-Goniyah
2.       Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Ibnu Sina
3.       Majelis Ta’lim
4.       Kursus Bahasa Arab dan Inggris
5.       Kursus Komputer
6.       KBIH
7.       Pendidikan Layanan Khusus (PLK)

LEMBAGA EKONOMI YAYASAN
1.       Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
2.       Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
3.       Rental Alat Pesta
4.       Rental Komputer Internet
5.       Pendampingan Usaha Mikro Masyarakat
6.       Perbengkelan Motor
7.       Sablon
8.       Salon Kecantikan
9.       Agrobisnis (perkebunan)






VISI DAN MISI

1.       VISI
-          Mempersiapkan manusia Indonesia yang taqwa, terampil, dan mandiri
2.       MISI
-          Melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan sebanyak mungkin
-          Pembelajaran agama yang mantap
-          Menumbuhkembangkan semangat ukhuwah islamiyah
-          Meningkatkan dan menambah fasilitas keterampilan
-          Melakukan pelatihan-pelatihan sesuai potensi binaan
-          Meningkatkan bimbingan yang efektif dan terarah
-          Memfasilitasi kegiatan keduniausahaan
-          Meningkatkan disipiln untuk mencapai kemandirian
-          Meningkatkan daya saing profesi yang berkualitas untuk mencapai prestasi
3.       TUJUAN
-          Binaan memiliki kepercayaan diri
-          Binaan taat melaksanakan kehidupan beragama
-          Binaan memiliki rasa persaudaraan yang baik
-          Binaan memiliki keterampilan yang sesuai dengan potensi
-          Binaan dapat mengembangkan bakat keterampilannya
-          Binaan memiliki disiplin yang tinggi
-          Binaan tidak tergantung kepada orang lain
-          Binaan sukses lahir, batin, dunia dan akhirat

I.            Dasar Pemikiran

Pembangunan yang ditata oleh bangsa Indonesia saat ini porak poranda diterpa oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan. Krisis mulitidimensi yang melanda bangsa Indonesia membawa dampak yang sangat luas baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial. Dampak yang paling terasa sampai sekarang adalah sosial ekonomi, dimana telah merasuk sampai pada sendi-sendi ekonomi rakyat. Kegiatan ekonomi rakyat berhenti total dan tingkat pendapatan pun menurun yang mengakibatkan tingkat kesejahteraan rakyat menurun.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin menurun dan terpuruk mengakibatkan tingkat pendapatan rakyat menurun. Semakin rendah tingkat pendapatan maka tingkat kesejahteraan semakin menurun yang menyebabkan kemiskinan. Kemiskinan yang melanda Indonesia yang notabene disandang oleh sebagian besar rakyat Indonesia menyebabkan berbagai permasalahan sosial yang timbul.
Pada tahun 2007 Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Sosial telah mengembangkan Program Keluarga Harapan (PKH)  bertujuan untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus sebagai pengembangan kebijakan di bidang perlidungan sosial. PKSA dilaksanakan dengan cara memberikan bantuan tunai bersyarat (conditional cash transfer) kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) agar dapat mempertahankan daya belinya di tengah pemberlakuan penyesuaian harga BBM oleh pemerintah pada saat itu.
Sebagai syarat bantuannya, PKH mewajibkan RTSM agar menyekolahkan, memeriksakan kesehatan anak-anaknya, dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku RTSM yang memahami pentingnya kesehatan dan pendidikan bagi anak-anaknya. Tujuan akhir PKH yaitu meningkatkan angka partisipasi sekolah baik untuk sekolah dasar maupun sekolah menengah.
Berdasarkan data capaian PKH ditemukan bahwa masih ada anak-anak lain yang juga memerlukan bantuan. Anak-anak ini dikategorikan memerlukan perlidungan khusus karena berada dalam kondisi cacat, terpaksa bekerja,  mengalami tindak kekerasan dan perlakuan salah, atau pernah berhadapan dengan hukum, dan mereka tidak/belum atau putus sekolah (drop out). Anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus ini diharapkan dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pendidikan dasar maupun menengah. Untuk itu Pemerintah mengembangkan PKSA dengan memperluas sasaran pelayanan melalui Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA).
Perkembangan pembinaan anak jalanan, anak pemulung, anak terlantar, dan anak rentan putus sekolah  di Jakarta menunjukkan kenaikan dimana banyak lembaga sosial kemasyarakatan ikut berperan dalam proses pembinaan tersebut. Berbagai pola pemberdayaan pun selalu dikembangkan untuk mengentaskan anak dari jalanan. Perbandingan keberhasilan program dengan biaya yang dikeluarkan belum sebanding dengan kuantitas dan kualitas anak jalanan yang semakin banyak.
Melihat fenomena anak jalanan dan pola pemberdayaan anak jalanan memunculkan paradigma baru. Paradigma ini diperkuat dengan berbagai fasilitas yang didapatkan anak jalanan  dimana anak jalanan mendapat perlindungan hukum dan sebagainya. Paradigma tersebut belum tentu benar adanya, maka untuk menghilangkan paradigma tersebut perlu adanya penanganan anak jalanan yang kompeherensif meliputi berbagai sudut yang diharapkan dapat menepis paradigma yang salah tersebut.
Rumah Singgah Uswatun Hasnah yang berkonsentrasi terhadap permasalahan sosial terutama masalah anak jalanan melihat fenomena tersebut di atas, mencoba memberikan pelayanan terhadap anak jalanan melalui Yayasan Uswatun Hasanah “GUPPI”  yang beralamatkan di jalan Cendrawasih 2 Nomor 1, Cengkareng, Jakarta Barat. Melalui yayasan tersebut diharapkan berbagai pola pemberdayaan dan metode kami untuk mengentaskan anak dari jalanan. Metode work group dan social workers selalu kami terapkan untuk pembinaan terhadap anak jalanan binaan kami, serta metode development community organization kami harapkan untuk orang tua anak binaan dan masyarakat sekitar jalanan. Selain metode tersebut beberapa pendekatan juga kami terapkan.

 
II.         Latar Belakang

Anak sebagai generasi penerus adalah pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, mempunyai kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi yaitu hak dan kebutuhan akan makan dan zat gizi, kesehatan, bermain, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual dan moral, pendidikan serta memerlukan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungan. Anak jalanan juga berhak atas peluang dan dukungan untuk mewujudkan dan mengembangkan diri sesuai kemampuannya.
Krisis ekonomi yang diperberat oleh terjadinya berbagai bencana telah meneyebabkan orang tua dan keluarga yang mengalami penurunan daya beli akibat pemutusan hubungan kerja, dan peningkatan harga barang-barang, sehingga keluarga tidak mampu memenuhi seluruh hak dan kebutuhan anak. Berkaitan dengan krisis moneter tersebut, jumlah anak jalanan yang membutuhkan pelayanan semakin meningkat. Sementara itu, kemapuan institusi pelayanan sosial yang diselenggarakan Lembaga Swadaya Kemasyarakatan (LSK), yaitu LSM, Orsos, dan Lembaga-lembaga lainnya sangat terbatas.
Salah satu upaya untuk mengatasi dampak tersebut terhadap kesejahteraan anak, pemerintah mengembangkan program Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) yang akan diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat melalui yayasan dan organisasi sosial. Yayasan Uswatun Hasanah “GUPPI” yang berkonsentrasi terhadap permasalahan sosial terutama masalah anak jalanan, pemulung, anak terlantar, dan anak rentan putus sekolah  melihat fenomena tersebut di atas mencoba memberikan pelayanan terhadap anak jalanan, pemulung, anak terlantar, dan anak rentan putus sekolah melalui Yayasan Uswatun Hasanah “GUPPI” yang beralamatkan di jalan Cendrawasih 2 Nomor 1, Cengkareng, Jakarta Barat. Melalui yayasan tersebut diharapkan berbagai pola pemberdayaan dan metode kami untuk mengentaskan anak dari jalanan.
Rumah Singgah Uswatun Hasnah merupakan wahana proses informal yang memberikan suasana resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Yayasan merupakan tahap awal bagi seorang anak untuk memperoleh pelayanan  selanjutnya. Oleh karenanya, penting menciptakan yayasan sebagai tempat yang aman, menarik, dan menyenangkan bagi anak jalanan, anak pemulung, anak terlantar, dan anak rentan putus sekolah.















III.       Tujuan Kegiatan

PKSA Rumah Singgah Uswatun Hasnah bertujuan untuk terwujudnya pelayanan  terhadap anak yang memerlukan perlindungan khusus agar mereka terpenuhi hak  dasarnya untuk mempertahankan dan melanjutkan pendidikan ke lembaga pendidikan formal dan/atau nonformal.
A.      Tujuan Umum
1.       Meningkatkan kesejahteraan tingkat sosial anak jalanan.
2.       Mengentaskan anak jalanan dari jalanan.
3.       Meningkatkan sumber daya anak jalanan.

B.      Tujuan Khusus
1.       Memberikan dan membina mental agama (bimbingan agama) serta pembinaan mental anak jalanan.
2.       Memberikan beasiswa kepada anak jalanan dan mengembalikan ke sekolah bagi anak jalanan yang putus sekolah.
3.       Memberikan latihan dan keterampilan bagi anak jalanan.
4.       Meningkatkan gizi dan kesehatan anak jalanan.
5.       Memberikan bimbingan motivasi , manajemen usaha, dan bimbingan sosial kepada anak jalanan.




BAB II
INFORMASI PROGRAM



I.            Kegiatan
Program Kesejahteraan Sosial Anak bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus terdiri atas 3 kegiatan yang dilakukan secara simultan dan saling mendukung satu-sama lain. Kegiatan tersebut , yaitu:
1.             Kegiatan Layanan Pemenuhan Dasar Anak
Pemenuhan kebutuhan anak penerima manfaat PKSA dilakukan dalam bentuk:
a.       Pemenuhan kebutuhan nutrisi/makanan bergizi
b.      Pemenuhan kebutuhan peralatan belajar
2.             Kegiatan Layanan Kesiapan Belajar Anak
  Kegiatan ini dikenal dengan nama lain pendidikan transisional. Kegiatan berupaya mencegah anak putus sekolah dan/atau tinggal kelas serta mempersiapkan anak yang putus sekolah untuk memasuki sistem pendidikan formal dan/atau nonformal. Kegiatan ini mencakup 2 model layanan:
a.  Layanan Remedial (Remedial)
Layanan ini diberikan dalam rangka mencegah anak putus sekolah dan/atau tinggal kelas.
b.  Layanan Perantaraan dan/atau penghantar (Bridging Course)
                          Layanan ini diberikan dalam rangka mempersiapkan anak yang putus sekolah untuk memasuki sistem pendidikan formal dan/atau nonformal.
3.             Kegiatan Layanan Dukungan
            Layanan ini didesain dalam rangka memperkuat  layanan pemenuhan kebutuhan dasar dan layanan kesiapan belajar anak.

II.         Sasaran dan Kriteria
Agar kegiatan PKSA mencapai tujuan yang diharapkan. Maka sasaran adalah :

1.       Sasaran PKSA adalah kelompok anak yang termasuk dalam kategori memerlukan perlindungan khusus.

Anak yang dimaksud dapat mencakup :

a.         anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual; termasuk di dalamnya anak jalanan dan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak.

b.         anak korban perlakuan salah dan penelantaran (yang dapat menyebabkan anak putus sekolah), didalamnya juga termasuk anak tanpa pengasuhan orang tua.

c.          anak yang diperdagangkan;

d.         anak yang menjadi korban penyalahgunaaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA);

2.                                                                      anak korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental;

3.                                                                    anak yang menyandang cacat dengan derajat kecacatan ringan (cacat fisik dan cacat mental                     an anak tersebut mampu didik dan mampu latih; dan

4.                                                                 Kriteria  usia anak antara 0 s.d. 18 tahun.

2.       Anak-anak tersebut karena kondisinya rentan putus sekolah dan/atau tinggal kelas dan sudah putus sekolah
III.       Strategi Program
1.       Sosialisasi dan promosi hak-hak anak
2.       Penguatan keluarga dan pemberdayaan masyarakat
3.       Fasilitasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan dan komunitas masyarakat.
4.       Penguatan dan pengembangan kerjasama serta kemitraan strategis
5.       Pengembangan model pelayanan sosial anak berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi
6.       Peningkatan kualitas manajemen dan sistem informasi pelayanan sosial anak
IV.        Keberlanjutan
1.       Capasity Building
a.       Bimbingan dan pemantapan manajer petugas pengelola di pos local pelayanan anak.
b.      Bimbingan dan pemantapan Pekerja Sosial Non STKS dan Pekerja Sosial lulusan Kesejahteraan Sosial.
c.       Bimbingan dan Pemantapan Administrator.
2.       Networking
a.       Pembentukan tim fundraising
b.      Temu konsultasi lembaga peduli anak dan keluraga
c.       Membuat majalah informasi dan publikasi
d.      Membina donasi-donasi.
e.      Bermitra dengan lembaga-lembaga institusi pemerintah maupun swasta.



V.           Kelompok Sasaran


              Dengan permasalahan anak jalanan tersebut diatas yang karakteristik dan permasalahan yang berbeda-beda maka di beberapa Pos Pelayanan terpadu bagi anak jalanan dan anak ditelantarakan baik oleh Orang Tua dan atau Keluarga dibeberapa  lokasi. Area penyebaran Pos Pelayanan Anak tersebut adalah :
1.    Pos Pelayanan Anak Cendrawasih
2.    Pos Pelayanan Anak  Palem
3.    Pos Pelayanan Anak Bedeng
4.    Pos Pelayanan  Anak Pasar Cengkareng
5.    Pos Pelayanan Anak Lp LL Cengkareng
6.    Pos Pelayanan Anak Pasar Ganefo
7.                    Pos Pelayanan Anak Kalideres
8.    Pos Pelayananan Anak Green Garden
9.    Pos Pelayanan Anak Stasiun Rawa Buaya
10. Pos Pelayanan Anak Pesing
11. Pos Pelayanan Anak Gang Macan
12. Pos Pelayanan Anak Grogol 


VI.        Penerima Manfaat yang Diharapkan


b.      Penerima tidak langsung

*      Meningkatnya persentase anak yang mengalami masalah sosial yang memperoleh pelayanan sosial anak sebesar 5% pertahun. 
*      Meningkatnya persentase orang tua / keluarga yang melaksanakan tanggung jawab sosial dalam pengasuhan dan perlindungan anak sebanyak 5% pertahun.
*      Menurunnya persentase anak yang mengalami masalah sosial sebanyak 2 % pertahun
*      Meningkatnya persentase lembaga pelayanan sosial masyarakat yang berperan dalam menangani anak bermasalah sosial rata-rata 5% pertahun
*      Meningkatnya jumlah  pelayanan sosial anak yang telah melaksanakan dan mekakar di masyarakat berdasarkan standar operasional prosedur paling sedikit  di Jbodetabek..
*      Meningkatnya persentase tenaga kesejahteraan sosial yang terlatih di bidang pelayanan anak sebesar 15% per tahun.
*      Meningkatnya produk hukum yang sesuai dengan kebutuhan perlindungan hak anak di pemerintah daerah.
*      Lembaga kesos (lokal- nasional-international)
*      Orang tua, keluarga dan masyarakat.

b.      Penerima langsung

*      Anak terekspoitasi secara ekonomi dan/atau seksual, termasuk bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak, khususnya anak jalanan.
*      Anak korban pelakuan salah dan penelantaran (yang dapat menyebabkan anak putus sekolah), didalamnya juga termasuk anak tanpa pengasuhan orang tua.
*      Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (napza).
*      Anak yang karena kondisinya rentan putus sekolah dan/atau timggal kelas dan sudah putus sekolah.

VII.         Prinsip Pelayanan LPKSA
1.       Untuk kepentingan terbaik Anak
2.       Individualilasasi, Nonjudgenmental, Partisipasi dan Non Diskriminasi
3.       Menghormati Pendapat Anak dan Mengutamakan Hak Anak
4.       Pelayanan bersifat Prefentif dan rehabilitatip serta developmen mental

VIII.    Jenis Pelayanan
1.       Pelayanan Kebutuhan Dasar, pengasramaan, makan, pemeriksaan kesehatan, dan perlengkapan pendidikan/ pelatihan
2.       Pelayanan Rehabilitasi Sosial : konseling psikososial, pendampingan oleh tenaga ahli (pekerja sosial, psikolog, agamawan, ahli medis dsb), olah raga dan rekreasi.
3.       Pelayanan Resosialisai; pendidikan formal non formal dan informal, pelatihan keterampilan, Praktek Kerja Lapangan, reintegrasi ke keluarga.
4.       Reintegrasi dan atau rujukan ke Lembaga Pusat Pelayanan Anak sepeti : Panti Sosial Asuhan Anak Uswatun Hasanah dan Rumah Singgah Uswatun Hasanah.

IX.     Indikator
1.       Pemberian Beasiswa terhadap :
a.       Anak Sekolah Dasar
b.      Anak Sekolah Menengah Pertama
c.       Anak Sekolah Menengah Atas
2.       Pemberian pengetahuan dan Pengalaman Kerja melalui program belajar kerja (PBK)
a.       Bengkel motor
b.      Bengkel las
c.       Sablon
d.      Tailor (jahit)
e.      Salon
f.        Kursus Mengemudi
g.       Argo bisnis (perkebunan)
3.       Pemberian Latihan Keterampilan Anak
a.       Keterampilan Komputer
b.      Setir Mobil
c.       Kaligrafi
d.      Keterampilan menjahit

4.       Bantuan modal usaha anak binaan UEP
5.       Bantuan modal usaha orang tua
6.       Bimbingan manajemen dan usaha

X.              Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari program PKSA adalah :
a.       Dapat meneyelenggarakan perlindungan untuk anak
b.      Dapat mengurangi pekerja anak dan bisa mendapatkan hak-hak anak untuk bermain, dan belajar
c.       Dapat mengurangi anak-anak untuk kembali ke jalanan
d.      Dapat memberikan bimbingan fisik, mental, sosial, dan pelatihan keterampilan serta pendidikan
e.      Membantu anak dan remaja keluar dari permasalahannya.
f.        Anak mempunyai keterampilan sesuai minat dan bakat masing-masing untuk bekal dalam kelangsungan hidup mandiri di masyarakat.
  
b.      Lembaga-lembaga yang bekerjasama

No.
Nama Lembaga
Peranan
1.
Kementrian Sosial (Direktorat Pelayanan Kesejahteraan Sosal Anak)
Sebagai pembuat kebijakan Pelayanan Kesejahteraan tingkat  pusat
Pendanaan/Funding
2.
Dinas Sosial
Pembina Teknis dilapangan
3.
Pusat Pelayanan Sosial Anak (SDC)
1.   Lembaga Rujukan dan terminasi Vocational Training
4.
- MI Uswatun Hasanah
- SMP Uswatun Hasanah
- SMA Nasional Nusantara
1.   Pendidikan Formal
2.   Pembina Teknis dan Pasilitator  dilapangan
5.
Kementrian Pendidikan Nasional  dan Depnaker
Sebagai pembuat kebijakan Pendidikan tingkat  pusat
Pendanaan/Punding
6.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta
1.   Pembina Teknis dan Pasilitator  dilapangan
7.
PKBM Kejayaan
1.   Vocational Treining dan Pendidikan  Nonformal Informal
8.
Lembaga Perlindungan Anak/Komnas PA
1.   Advokasi
9. 
Rumah Sakit
- Puskesmas Cengkareng
- RS. Harapan Bunda
- RS. Harapan Kita
- RS. Pelni
Pelayanan Kesehatan Gratis
Bagi Anak dan Keluarga Anak Jalanan
Tim relawan devisi kesehatan.

10.      
Perguruan Tinggi
- UIN Syarif Hidayatullah
- Pelita Harapan
- Trisakti
- Tarumanegara
- Mercubuana
- BSI
- Atmajaya
- Al-Azhar
- UI
- UNJ
Nara Sumber Teknis, Tutor/Guru, Pendamping, Polentir/Relawan Psikolog
Relawan/volentir.
Penelitian dan Pengembangan pendidikan anak jalanan.
11.      
LSM Lokal dan Inter Nasional
- LBH Jakarta
- ILO
- UNICEF
- UNESCO
- COIN COUNTRY

1.   Advokasi
2.   Akta kelahiran
3.   Bahan Ajar/NST
4.  Pedoman-pedoman dan pamplet-pamplet
12.
Lembaga Keagamaan/Ormas
1.   Bimbingan Sepiritual
2.   Rekruitment
13.
Kepolisian dan Satpol PP
1.   Perlindungan Hukum
14.
Dunia Usaha dan Industri
- PT. Astra Indonesia
- Jamsostek
- Asuransi Bumiputera
- Telkomsel
- RCTI                                   - Trijaya FM
- TVRI
- Metro TV
1.   Vocational Training
2.    Public Relationship
3.   Pemberian Permakanan dan Sarana Belajar
4.    Obat-Obatan dan perlengkapan Medis



Daftar Personalia Rumah Singgah
 Uswatun Hasanah
Tahun 2013
                                                                                                                   

No.
Nama
Tempat, tanggal lahir
Jabatan
Ijazah Terakhir
Tahun lulus
Ket.
1
Drs. H. Muhammad Sidik, M.Si
Baturusa, 08 Maret 1969
Ketua
S 2
2012
aktif
2
Rahmatia, S.Sos
Jakarta, 11 Januari 1980
Peksos
S 1
2005
aktif
3
Rafi Kurniawan. S.Sos
Jakarta, 25 Desember 1988
Peksos
S 1
2012
aktif
4
Aria Seta, S.Sos
Jakarta, 06 juni 1687
Sakti Peksos
S 1
2010
Aktif
5
Alwi Dhuha, S.Sos
Jakarta, 21 Februari 1988
Sakti Peksos
S 1
2011
aktif
6
Syarifudin, S. Pdi
Teluknaga, 09 Mei 1990
Administrasi
S 1
2009
aktif
7
Andrian
Palembang,07 Agustus 1991
Peksos
SMU
2011
aktif
8
Okky Hendrik
Padang, 17 Juni 1988
Peksos
SMU
2007
aktif




Jakarta, 03 Februari 2013
Ketua
Yayasan Uswatun Hasanah “GUPPI”




         Drs. H. Muhammad Sidik, M.Si



 





 

DATA BASE ANAK JALANAN BINAAN RUMAH SINGGAH
DKI JAKARTA
TAHUN 2013








Nama Rumah Singgah
:
Uswatun Hasanah
Alamat
:
Jalan cendrawasih 2 no.1 Cengkareng Jakarta Barat



Barat
Tgl Berdiri
:
1999.
Telp

:
021 5457149
Faks

:
021 5457149
E-mail

Nama Piminan

Muhammad Sidk
No. HP
:
08129334836.
E-mail
:









Tabel 1
Jumlah anak jalanan berdasarkan kategori








NO
KATAGORI
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
On the street
77
22,06
98
28,08
175
50,14
2
Off the street
64
18,33
65
18,62
129
36,96
3
Vulnerable
21
6,01
24
6,87
45
12,89
JUMLAH
162
46,41
187
53,58
349
100.00








Tabel 2
Jumlah anak Jalanan binaan berdasarkan pekerjaan








NO
Bentuk pekerjaan
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Mengamen
101
29,93
98
28,08
199
57,02
2
Pedagang koran/majalah
20
5,57
10
2,86
30
8,59
3
Penyemir sepatu
4
1,14
12
3,43
16
4,58
4
Tukang parkir/polisi cepek
6
1,71
2
0,57
8
2,29
5
Pedagang asongan
4
1,14
9
2,57
13
3,72
6
Tiris minyak tanah






7
Tiris minyak sayur






8
Pengelap kaca mobil
3
0,85
4
1,14
7
2,00
9
Ojek motor






10
Ojek sepeda






11
Ojek payung






12
Kernet
3
0,85
2
0,57
5
1,43
13
Kuli angkut pasar






14
Kuli angkut pelabuhan






15
Kupas bawang






16
Tukang topeng monyet






17
Tukang sampah/pemulung
3
0,85
15
4,29
18
5,15,
18
Merampok/copet/kapak merah






19
Tidak bekerja
18
5,15
35
10,02
53
15,18
JUMLAH
162
46,41
187
53,58
349
100.00
















Tabel 3
JUMLAH ANAK BINAAN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN








NO
TINGKAT PENDIDIKAN
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Pra sekolah
1
1,28
4
1,14
5
1,43
2
SD
20
5,73
35
16,02
55
15,75
3
SMP
59
16,90
45
11,46
104
29,79
4
SMU
30
8,59
32
9,16
62
17,76
5
DO SD
7
2,00
4
1,14
11
3,15
6
DO SMP
19
5,44
20
5,73
39
11,17
7
DO SMA
6
1,71
15
4,29
21
6,01
8
Kejar Paket A
3
0,85
5
1,43
8
2,29
9
Kejar Paket B
7
2,00
12
3,43
19
5,44
10
Kejar Paket C
10
2,86
15
4,29
25
7,16
JUMLAH
162
46,41
187
53,58
349
100.00








Tabel 4
Jumlah anak Jalanan binaan
Berdasarkan jenis pelayanan sosial yang diikuti di Rumah Singgah








NO
JENIS PELAYANAN
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Bea Siswa SD
7
2,00
8
2,29
15
4,29
2
Bea Siswa SLTP
9
2,57
11
3,15
20
5,73
3
Bea Siswa SLTA
8
2,29
9
2,57
17
4,87
4
Pelatihan Ketrampilan
10
2,86
20
5,73
30
8,59
5
Magang Kerja
10
2,86
7
2,00
71
4,87
6
PKSA APBN
77
22,06
98
28,08
175
50,14
7
PKSA APBD
21
6,01
24
6,87
45
12,89
8
UEP
10
2,86


10
2,86
9
KUBE
10
2,86
10
2,86
20
5,73
10
Makan tambahan
104
29,79
105
30,08
349
100.00
11
Rekreasi
162
46,41
187
53,58
349
100.00
12
Reunifikasi






JUMLAH

0.00

0.00
349
100.00

Catatan :






Rekreasi di ikuti oleh semua Anak Binaan Rumah Singgah

Tambahan Makanan sebagian di ikuti oleh Anak Binaan Rumah Singgah









 
Tabel 5
Jumlah anak Jalanan binaan yang mempunyai kebiasaan negatif








NO
KEBIASAAN NEGATIF
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Merokok
155
44,41
20
5,73
175
50,14
2
Ngelem






3
Menggunakan Narkoba






4
Minuman Keras






5
Seks Pra Nikah






6
Mencuri






7
Konsumen Play station






8







9







10







JUMLAH






















Tabel 6
Jumlah anak jalanan binaan berdasarkan tempat lahir








NO
TEMPAT LAHIR
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Di jakarta
95
27,22
120
34,38
215
61,60
2
Di Luar Jakarta
67
19,19
67
19,19
143
38,39
JUMLAH
162
46,41
187
53,58
349
100.00
















Tabel 7
Jumlah anak Jalanan binaan berdasarkan status tempat tinggal








NO
STATUS TINGGAL
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Bersama orang tua
108
30,94
148
42,40
256
73,35
2
Bersama saudara/famili
21
6,10
32
9,16
53
15,18
3
Bersama orang tua angkat/asuh
4
1,14
5
1,43
9
2,57
4
Di Rumah Singgah
12
3,43
2
0,57
14
4,01
5
Di Lembaga Rujukan
17
4,87


17
4,87
6
Nomaden






JUMLAH
162
46,41
187
53,58
349
100.00


















Tabel 8
Jumlah anak Jalanan binaan
yang mengalami tindak kekerasan dan eksploitasi








NO
BENTUK KEKERASAN/EKSPLOTASI
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
20
5,73
37
10,68
57
16,33
2
Kekerasan di lingkungan kerja/jln
45
12,89
40
11,46
85
24,35
3
Kekerasan di Sekolah
10
2,86
15
4,29
25
7,16
4
Eksploitasi Seksual






5
Eksploitas Ekonomi
87
24,92
95
27,22
182
52,14
6
Penculikan






7
Traffiking






JUMLAH
162
46,41
187
53,58
349
100.00













Tabel 6
Jumlah anak jalanan binaan berdasarkan tempat lahir








NO
TEMPAT LAHIR
L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Jakarta
95
27,22
120
34,38
215
61,60
2
Bogor
15
4,29
17
4,87
32
9,16
3
Depok
17
4,87
10
4,58
27
7,73
4
Tangerang
25
7,16
30
7,16
55
15,75
5
Bekasi
5
1,43
5
1,43
10
2,86
6
di Daerah
5
1,43
5
1,43
10
2,86
JUMLAH
162
46,41
187
53,58
349
100.00
























Tabel 8
Jumlah anak Jalanan binaan
Pemenuhan Kebutuhan Identitas Anak








NO

L
%
P
%
JUMLAH
%
1
Yang Sudah Mempunyai Akte
67
19,19
97
27,79
164
46,99
2
Yang Belum Mempunyai Akte
95
27,22
98
28,08
193
55,30
JUMLAH
162
46,41
187
53,58
349
100.00































































Penutup
 
                Keberadaan Rumah Singgah Uswatun Hasanah tidak dapat dipisahkan dengan upaya pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta mencerdaskan anak bangsa. Oleh karena itu, sepatutnya semua pihak ikut berpartisipasi menunjang keberadaannya.
                Demikian Program Kesejahteraan Anak (PKSA) kami sampaikan dan kami ajukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pelayanan di Rumah singgah Uswatun Hasanah Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.


Jakarta, 03 Februari 2013
Ketua
Yayasan Uswatun Hasanah “GUPPI”




         Drs. H. Muhammad Sidik, M.Si



       
 





FOTO-FOTO KEGIATAN
PERIKSA GIGI DARI UNIFERSITAS TRI SAKTI
PERIKSA GIGI DARI UNIFERSITAS TRI SAKTI
 
 


MEMBUAT KERAJINAN TANGAN
    

                                                       





 
 


MEMBUAT KERAJINAN TANGAN
    

                                                       




Tidak ada komentar:

Posting Komentar