Rabu, 27 Februari 2013

Tatanan Pemukiman Sapras Sehat

 1.     Tatanan/kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum Sehat
Untuk tatanan pemukiman ,sarana dan prasarana umum sehat, telah dilaksanakan beberapa kegiatan terkait dengan tatanan tersebut di atas antara lain  :
a.     Monitoring /pembenahan/pembersihan lokasi  Adipura.
b.     Monitoring Kerja Bakti Setiap minggu.
c.     Monitoring pengelolaan sampah melalui metode 3 R (Recycle, Reuce, Reduce) dan komposting  pengelolaan sampah.
d.     Monitoring gerakan penghijauan
e.     Monitoring  pembuatan Lubang Biopori
a.   Monitoring/pembenahan/pembersihan Lokasi Bangun Praja (Adipura)
Kegiatan Bangun Praja (Adipura) dilaksanakan setiap tahun, yang penilaiannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat yaitu Kementrian Lingkungan Hidup. Hampir semua aspek yang dinilai antara lain :
v  Sarana Perkantoran
v  Sarana Pendidikan
v  Sarana Perekonomian
v  Sarana Transportasi
Obyek Penilaian Bangun Praja yang ada di Kecamatan Cengkareng dan telah dilakukan pembenahan antara lain :
v  Kantor Camat  Cengkareng
v  Stasiun Rawa Buaya
v  Plaza de LUMINA
v  SDN 06 Pagi Duri Kosambi
v   Bank Sampah RW.03 Duri Kosambi
v   Pertokoan TSI
v   Taman GOR Cengkareng Barat
v   Pasar Ganefo
v   Jalan Sumur Bor
v   Komp Dinas Kebersihan
v   Jalan Daan Mogot
v   SMP 132 Kel.Kedaung Kaliangke
v   RSUD Cengkareng
v   Pertokoan Puri Agung
v   Pertokoan Blok D Taman Palem
v   Selter Kamal 2
v  Kantor Lurah Kapuk
v   Puskesmas Kel Kapuk

Dalam rangka mendukung kegiatan penilaian bangun praja dimaksud pihak Forkom Kecamatan Cengkareng telah bekerjasama dengan unsur yang ada yaitu :  Bapak Camat Cengkareng , Kasi Pembangunan dan Lingkungan Hidup, LMK, RT/RW, PKK, Formapel,Tokoh Masyarakat dan Pelaku Usaha yang secara  bersama-sama melaksanakan penggerakan kepada semua pihak untuk turut berperan aktif dalam kegiatan pengecatan, penghijauan dan pembersihan lingkungan, agar mendapatkan penilaian yang baik.
Penilaian Bangun Praja yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup  dengan beberapa tahapan : Tahaap I (P-1), Tahap II (P-2) dan Tahap III (P-3) ini artinya kita diberi kesempatan untuk memperbaiki apabila di Tahap I ada kekurangan-kekurangan.
Keberhasilan Kota Sehat baik secara administrasi maupun secara phisik sangat berpengaruh pada Penilaian Bangun Praja di Wilayah Kecamatan Cengkareng, tentunya juga terhadap prestasi Kota Administrasi Jakarta Barat di dalam memperoleh piala Adipura. Untuk itulah bahwa perlunya meningkatkan kepedulian kepada program kota sehat ini.


b.   Monitoring Kerja Bakti
Dalam Pelaksanaan Kerja Bakti ini Forum Komunikasi Kelurahan Sehat Kecamatan Cengkareng turut membantu upaya penggerakan masyarakat kelurahan  setiap hari minggu , bergantian Lokasi  RW dan beberapa RT di semua Kelurahan, sesuai dengan jadwal yang disampaikan. Rata –rata kerja bakti  untuk tahun 2012 termonitor  sebanyak 48 kali kerja bakti selama tahun 2012           
Monitoring kerja bakti ini diarahkan  oleh  Camat  Cengkareng dan melibatkan  Para Kasie internal dan Sektoral , unsur Forkom,Pokja Kelurahan,PKK, Unsur Formapel, RW, RT dan Karang Taruna, serta masyarakat yang ada diwilayah lokasi kerja bakti. Rata-rata masyarakat yang ikut kerja bakti setiap minggunya terpantau antara 60 sampai 85 orang
Hasil kegiatan kerja bakti :
Ø  Saluran air dan got menjadi lancar
Ø  Jalan – jalan menjadi bersih
Ø  Taman-taman tertata rapid an segar
Ø  Lingkungan secara umum menjadi bersih.
Adapun jumlah sampah hasil kerja bakti di 6 kelurahan yang terangkut berkisar antara 3-6  M3  setiap minggunya.
c.   Monitoring Pengelolaan Sampah Metode 3 R (Recycle, Reuce, Reduce)
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan sehari-hari atau proses alam yang berbentuk padat. Jika tidak dikelola dengan baik semua tidak menyukai keberadaan sampah, karena disamping baunya yang mengganggu pernafasan, sampah juga mampu menimbulkan bencana, dengan penumpukan di sungai, sampah dapat menyebabkan pendangkalan sungai dan mengakibatkan banjir.
Yang paling berbahaya adalah dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh sampah antara lain penyakit diare, kolera, tifus, dbd, penyakit jamur dan penyakit kulit.
Untuk mengurangi volume sampah yang ada, digunakan pengelolaan sampah dengan cara menggunakan kembali, mengurangi, dan mendaur ulang sampah dari sumbernya  yang bisa dilakukan oleh siapa saja di lingkungan masyarakat, yang dikenal dengan sebutan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Di beberapa lingkungan RW , dalam pengelolaan sampah sudah cukup baik yaitu dengan cara Komposting dan Bank Sampah. Sampah yang dihasilkan dari Rumah Tangga sudah di pilah-pilah, untuk sampah basah jadi proses menjadi pupuk kompos sedangkan yang kering di jual ke Bank Sampah.
Masyarakat sangat antusias sekali dalam menangani sampah apalagi setelah adanya penyuluhan yang dilakukan oleh beberapa LSM antara lain : PAMPEL, dsan ACT, disamping melaksanakan penyuluhan pihak swasta ini juga memberikan bantuan berupa mesin alat pencacah. Dari hasil pengolahan/pemilahan sampah yang telah dilakukan selama ini oleh masyarakat telah menghasilkan :
1.      Pupuk Kompos
2.      Kerajinan Tangan
3.      Menjual barang-barang bekas
Untuk RW Binaan dan RW Unggulan kegiatan pengolahan sampah diarahkan pada kegiaan daur ulang yang dapat menghasilkan produk kerajinan tangan, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat. Kegiatan ini dibawah koordinasi  Camat , Lurah dan Kasie Dinas  terkait , PKK, Forum Kota Sehat dan Pokja serta Pelaku Usaha.


d.        Monitoring Gerakan Penghijauan
        Gerakan penghijauan di lingkungan RW diharapkan dapat mengatasi masalah kurang hijaunya lingkungan.  Penghijauan dapat dilakukan dengan tanaman dalam pot untuk lokasi yang sangat sempit, tetapi apabila mempunyai lahan yang cukup maka tanaman pohon pelindung serta tanaman produktif dapat dilaksanakan.
      Di beberapa RW telah ditanam berbagai macam pohon dalam pot, baik di lingkungan warga maupun di  rumah tangga. Hal ini dilakukan mengingat lahan untuk menanam pohon baik pelindung maupun produktif sudah sangat susah. Karena keterbatasan lahan maka potnisasi dilakukan.
  Pemantauan dan pembinaan Gerakan Penghijauan ini dipimpin oleh  Camat , Kasi terkait, Kasie Dinas terkait ,PKK, Anggota Forkom,Pokja Kota Sehat, Formapel, Pelaku usaha, Organisasi Masyarakat, RW, RT dan Masyarakat yang ada diwilayah tersebut.
Hasil Pantauan Gerakan Penghijauan tahun 2012 sbb:
1.      Pohon pelindung  :   ditanam sekitar 512  pohon di RW.03 dan RW.08 Kelurahan Duri Kosambi
2.      Pohon produktif   :  ditanam ada sekitar 1500 pohon yang tersebar di rumah penduduk dan halaman di RW.03 dan RW.08 Kel.Duri Kosambi.
e.   Monitor pembuatan lobang biopori
     Kegiatan pembuatan lubang resapan biopori   bertujuan untuk mencegah terjadinya genangan air  dan sebagai penampung air tanah yang semakin parah, serta mengurangi dampak genangan yang dapat bersarangnya berbagai macam penyakit dan banjir.
Kecamatan Cengkareng memiliki lobang biopori sebanyak 45.970 lobang yang tersebar di seluruh wilayah 6 Kelurahan.

TABEL .II
JUMLAH LUBANG BIOPORI
 Tahun 2012
NO
Kelurahan
JUMLAH
1
Cengkareng Barat
8.978
2
Cengkareng Timur
8.700
3
Kapuk
9.220
4
Kedaung Kaliangke
2.378
5
Rawa Buaya
8.300
6
Duri Kosambi
8.394
Jumlah
45.970

f.     Monitoring program Green and  Clean
Green and Clean adalah Program Pemerintah sesuai dengan Instruksi Walikota Jakarta Barat Nomor 135 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Lomba Jakarta Green and Clean.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mengikuti Lomba Jakarta Green and Clean tingkat Kelurahan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Diperjalanan tahun 2012 pihak Kecamatan menunjuk Kelurahan Duri Kosambi untuk mengikuti Lomba Green and Clean adalah yakni  Rw.08 dan Rw.03.
Diusulkannya lokasi tersebut karena memiliki sarana yang menunjang untuk mengikuti Lomba Jakarta Green and Clean adalah :
1.      Lingkungan hijau , bersih dan asri
2.      Lubang Resapan Biopori
3.      Pengolahan Sampah/Bank Sampah/Komposting
4.      Pemanfaatan limbah sampah/daur ulang
5.      Partisipasi Masyarakat yang cukup tinggi

Hasil Lomba Jakarta Gren and Clean Tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat adalah : RW.03 Kelurahan Duri Kosambi Juara I Lomba Jakarta Green and Clean Tahun 2012.
                                                            
g.   Monitoring kegiatan Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Indonesia merupakan Negara yang banyak memiliki keanekaragaman hayati dimana terdapat lebih dari 30.000 jenis tanaman yang tersebar di seluruh tanah air dan sekitar 9.888 spesies tanaman berkhasiat sebagai obat, serta 300 spesies digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional oleh industry obat tradisional.
Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hasil Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, dimana mereka hidup di alam yang memang dipenuhi oleh berbagai macam tanaman yang bisa dijadikan obat alternatif. Oleh karena itu, kegiatan ini di pandang perlu untuk terus dilaksanakan.
       Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah jenis tanaman obat-obatan yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Tanaman ini apabila di kelola dengan  baik dan benar maka akan besar sekali manfaatnya, disamping untuk kesehatan ini ada juga nilai ekonomisnya.
       Dari pantauan tim Forkom Kecamatan Cengkareng telah tercatat berbagai macam jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang telah ditanam di wilayah Duri Kosambi  yakni hampir 200 jenis yang ada antara lain :
·         Jahe Merah            
·         Kunyit
·         Temulawak
·         Daun Encokan
·         Mengkudu
·         Kumis Kucing
·         Daun Dewa
·         Daun Jinten
·         Kaca Piring
·         Kapulaga dll
Kegiatan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) disamping dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat, juga mendapat bantuan dari Sudin Pertanian dan Kehutanan Kota Administrasi Jakarta Barat.
Penanaman TOGA / Hatinya PKK di Wilayah kelurahan Duri Kosambii dilakukan  oleh seluruh warga masyarakat dengan di koordinasikan oleh : Camat , Seksi Dinas Pertanian Kec. Cengkareng, LMK, TP. PKK, Forkom, Pokja Kota Sehat serta pihak RT/RW.
 Prestasi yang di raih Juara Nasional Lomba TOGA tingkat Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar